Gempa mengguncang sebagian Sumatra dan Malaysia, menyababkan kerusakan dan korban jiwa.
Oleh: Anne Sirait, Ph.D., Program Studi Geofisika, Universitas Indonesia, Dr. Daryono, BMKG
Kutipan: Sirait, A., Daryono, 2022, Magnitude-6.2 earthquake strikes Pasaman, West Sumatra, Indonesia, Temblor, http://doi.org/10.32858/temblor.240
Artikel ini juga tersedia dalam bahasa Inggris.
Jumat pagi, tanggal 25 Februari 2022 pukul 8.39 WIB, wilayah Pasaman Barat dan sekitarnya diguncang gempa bermagnitudo 6.1.
Gempa ini terjadi setelah gempa berkekuatan 6.6 di Jawa Barat.
Episenter gempa di hari Jumat ini terletak 12 kilometers timur laut Pasaman Barat, Sumatra Barat, BKMG menentukan kedalaman awal di 10 kilometer.
Gempa berkekuatan 5.2 mendahului gempa utama empat menit sebelumnya. Sekitar empat jam kemudian, 23 gempa susulan telah tercatat, dengan magntudo tertinggi 5.0. Gempa utama ini mengikuti pola khas sekuen foreshock-mainshock-aftershock.
Gempa utama terletak pada kerak dangkal, pada sisi selatan segmen Angkola dari Sesar Sumatera Besar, sesar darat aktif yang memotong sepanjang pulau Sumatra. Karena episenter terletak di daratan, gempa tidak berpotensi tsunami. Analisis lebih lanjut oleh BMKG menunjukkan bahwa gempa pendahuluan dan gempa utama berasal dari gerakan geser di sepanjang patahan kanan-lateral, yang konsisten dengan gerakan Patahan Sumatera Besar.
Meskipun guncangan signifikan terbatas pada wilayah di sekitar pusat gempa, besarnya megnitudo dan amplifikasi gelombang seismik oleh tanah lunak menyebabkan banyak orang di wilayah tersebut merasakan guncangan gempa. Di Pasaman, guncangan tanah akibat gempa utama mencapai V-VI skala Modified Mercalli Intensity (MMI). Di tenggara dan barat laut, intensitas getaran bervariasi dari IV hingga II. Beberapa kota di Malaysia – sekitar 600 kilometer timur laut Pasaman – seperti Putrajaya, Selangor dan Johor juga merasakan getaran.
Kerusakan yang diakibatkan gempa ini terbatas pada rumah – rumah di wilayah Pasaman dan Pasaman Barat, sesuai dengan peta guncangan BMKG yang dihasilkan beberapa saat setelah gempa utama. Laporan terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terdapat 410 rumah rusak, 7 orang meninggal dan 85 orang lainnya terluka.
Referensi
Natawidjaja, D. H. (2017). Updating active fault maps and sliprates along the Sumatran Fault Zone, Indonesia, IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science 118 (2018) 012001 doi :10.1088/1755-1315/118/1/012001